2022/01/20

Storynomics for School Branding: menjual tanpa membual

Cobalah berkunjung ke situs web sebuah perusahaan produsen mobil. Apa yang Anda dapati? Beralihlah ke situs web sebuah perusahaan produsen batik. Apa yang Anda dapati? Beralihlah lagi ke situs web sebuah perusahaan waralaba kedai kopi. Apa yang Anda jumpai? Lalu beralihlah ke situs web sebuah organisasi sosial. Apa yang Anda jumpai?

2021/10/08

Bara di Tengah Dingin yang Beku

 

Gunung Semeru (sumber: Kompas.com)
"Alhamdulillah. Terima kasih, Pak, pencerahannya. Sedikit demi sedikit pikiran saya jadi terbuka. Insyaallah, saya menunggu pelatihan jilid 2-nya, Pak."

Begitu, sepenggal kesaksian lugas Bu Farida. Nama lengkapnya, Farida Umaternate. Bu Guru dari Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara ini menjadi salah satu peserta pelatihan menyusun soal HOTS (Higher Order Thinking Skills). Pelatihannya berlangsung secara daring melalui salah satu platform media sosial. Jumlah pesertanya 104, terdiri dari guru-guru se-Nusantara. Ada guru PAUD, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Ada pula yang berasal dari yayasan dan balai diklat. Mungkin mereka widyaiswara, instruktur, atau semacamnya.

2021/09/20

Melipatgandakan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif

 

Siji loro telu tangane sedheku,

mirengake Bu Guru menawa didangu.

Papat nuli lima lenggahe sing tata,

aja padha sembrana mundhak ora bisa.

2021/03/12

The Power of DIPAKSA

Lebih dulu saya mesti menjelaskan, "dipaksa" (setidaknya, di dalam tulisan ini) berbeda makna dari "terpaksa".

1) "Karena tak punya uang, terpaksa saya berjalan kaki sambil memanggul sekarung gaplek dari rumah sampai pasar." (Berjalan kaki menjadi keniscayaan, satu-satunya pilihan, tak ada kesanggupan lain pada diri saya.)

2) "Gara-gara memecahkan kendi yang baru dibeli istri, saya dipaksa berjalan kaki dari pasar sampai rumah." (Berjalan kaki menjadi konsekuensi yang dipilih oleh pihak lain; sebenarnya ada kesanggupan lain pada diri saya.)

2020/11/27

Melacak Catatan di Facebook

Ini tulisan tidak lazim. Isinya semacam tutorial. Pemantiknya, status Facebook (Fb)-nya Kang Putu Gunawan Susanto yang saya dapati sore ini. Beliau memprotes Fb lantaran menghilangkan halaman Catatan (Notes) dari fiturnya. Saya pun pernah mengalami kekecewaan serupa, 6 November yang lalu. Bedanya, protes Kang Putu disertai kebingungan akibat gagal menemukan catatan-catatannya yang sebelumnya pernah dibuat, disimpan, dan mungkin dipublikasikan.